Perkuat Literasi Budaya, Dinas PK Ende Gelar Festival Budaya “Tunas Bahasa Ibu” Lio-Ende-Nage

Posted by : jurnalnt April 30, 2025 Tags : ENDE , KADIS MENSI , KARAKTER

ENDE,jurnalntt.com|  Semarak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang akan berpuncak pada 2 Mei 2025 tingkat Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali diwarnai dengan aneka kegiatan edukatif dan hiburan bertajuk Panggung Hiburan dan Festival Sepekan.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende ini melibatkan segenap sekolah dari masing-masing jenjang pendidikan; dari tingkat PAUD hingga tingkat SMP.

Pada Senin-Selasa (28-29/4/2025), semarak Hardiknas tertuju pada rangkaian acara Festival Budaya dengan Tema “Melestarikan Bahasa Ibu, Meneguhkan Iman dan Budaya Ende Lio Nage Sare Pawe untuk Kabupaten Ende yang Maju, Berdaya Saing dan Berkelanjutan.”

Disaksikan media ini di lokasi kegiatan yang berpusat di Museum Tenun Ikat Kabupaten Ende, Festival Budaya Lio-Ende-Nage dikemas dalam bentuk perlombaan Puisi, Pidato, Cerpen, Kembang Tradisi, dan Cerita Rakyat tingkat SD dan SMP, yang dibawakan dalam bahasa daerah Lio, Ende dan Nage.

Setiap peserta perlombaan yang tampil dengan busana khas daerah Lio, Ende dan Nage mendapat sambutan antusias dari para penonton.

Perkuat Literasi Budaya

Kepada media ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Malthidis Mensi Tiwe, SE.,M.Akt, mengatakan bahwa kegiatan Festival Budaya merupakan fondasi penting dari dimensi edukasi bagi pembentukan karakter, jati diri, juga rasa bangga dan cinta dalam diri anak-anak.

“Melalui Festival Budaya ‘Tunas Bahasa Ibu’ ini, anak-anak kita terus dibentuk untuk memahami, mengahayati serta menghidupi nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam budaya kita, baik di lingkungan sekolah maupun dalam hidup sehari-sehari,” ungkap Kadis Mensi.

Menurut Kadis Mensi, Literasi Budaya harus terus menjadi resonansi edukatif termasuk pada moment Hardiknas ini, sehingga karakater dan jati diri anak-anak kita terus dibentuk serta tidak tergerus oleh arus modernisasi dan teknologi yang kian canggih.

“Budaya harus jadi simbol jati diri kita, kekhasan dan kebanggaan kita di bumi Rahim Pancasila ini. Kita harus terus berdiri kokoh di atas pijakan Budaya kita dan diwariskan secara berkelanjutan kepada setiap generasi. Mari bersama-sama kita lestarikan Budaya Lio, Ende, Nage Sare Pawe untuk Kabupaten Ende yang Maju, Berdaya Saing dan Berkelanjutan,” ajak Kadis Mensi.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada Dinas PK Ende, Syamsul B. Suwety, S.E, mengatakan bahwa kemasan perlombaan bernuansa Budaya merupakan salah satu wujud menghidupkan nilai-nilai dan kekayaan budaya lokal dalam diri anak-anak, termasuk bahasa ibu.

“Ajang ini memberi ruang kepada anak-anak untuk berkreasi, melatih mental, membentuk karakter, membina kepercayaan diri serta menguatkan jati diri anak-anak untuk terus mencintai dan melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi digitalisasi,” ujar Syamsul.

Hal senada juga diungkapkan Pamong Budaya pada Dinas PK Ende, Fransiska Sare, S.Pd, yang mengapresiasi kegiatan Festival Budaya sebagai ajang untuk mengedukasi anak-anak untuk semakin mengenal dan menghayati nilai perjuangan yang diwariskan oleh tokoh-tokoh bangsa maupun para pahlawan daerah pada masa penjajahan.

“Sebagai literasi budaya, kegiatan ini diharapkan terus memotivasi setiap generasi anak bangsa untuk tidak lupa pada akar budaya, sehingga nilai-nilai luhur Budaya Lio, Ende dan Nage menjadi kekayaan Nusantara di bumi Rahim Pancasila,” ungkap Ibu Siska Sare.

Usai tampil membawakan Puisi dalam bahasa ibu, para Dewan Juri mengumumkan rekapan hasil lomba untuk 6 peserta dengan raihan nilai tertinggi.

Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), dari total 42 peserta yang mengikuti lomba, 6 peserta yang meraih poin tertinggi yakni: SDK Ende 2 (nilai 270), SDI Onekore 6 (nilai 261), SDI Bhoanawa 1 (nilai 257), SDN Ipi (nilai 251), SDN Roja 1 (nilai 249), dan SDN Ende 5 (248).

Sementara untuk tingkat SMP, dari total 31 peserta yang mengikuti lomba, 6 peserta yang meraih poin tertinggi yakni: SMPK Santa Ursula (nilai 268), SMPN 6 Nangapanda (nilai 267), SMPK Frateran Ndao (nilai 264), SMPN Satap Nggemo (nilai 258), SMPK Wolowaru (253), dan SMP Swasta Kelimutu (nilai 251).

Para Dewan Juri dalam lomba Puisi yakni Yos Borgias Riga, Albert Bisa, Yakobus Pe’u, Don Watu, dan Maria Magdalena Te’a.*

RELATED POSTS
FOLLOW US