ENDE,,jurnalntt.com| – Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K), terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan secara berkelanjutan mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Kabupaten Ende telah ditetapkan menjadi pilot project pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait pelatihan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan dan berkelanjutan.
Pada Juni 2024 lalu, komitmen Pemerintah di sektor pendidikan dibuktikan dengan penandatangan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoF) antara Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ende melalui Dinas P dan K dengan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi NTT dan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP).
Tindak lanjut dari kerjasama tersebut yakni Launching Gerakan “Anak Ende Senang” dan Pelatihan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dan berkelanjutan, bertempat di SD Katolik Wololele B, Desa Liselowobora, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende.
Pengimbasan Transisi PAUD ke SD
Sebagai wujud implementasi “Gerakan Anak Ende Senang” 4 kecamatan melakukan pengimbasan transisi PAUD ke SD; yakni Kecamatan Wolojita, Kecamatan Ndori, Kecamatan Lio Timur dan Kecamatan Kelimutu.
Koordinator kegiatan pengimbasan Transisi PAUD ke SD, Aurelius G.V. Dorelagu, kepada media ini, Selasa (5/11/2024) menerangkan bahwa kegiatan tersebut dibagi dalam masing-masing Tim yang terdiri dari 4 orang, dengan narasumber diambil dari masing-masing sekolah yang pernah mengikuti Bimtek yang diselenggarakan oleh SEAMEO CECCEP bertempat di SDK Wololele B.
“Apresiasi dan terima kasih untuk semua pihak yang telah terlibat dalam menyukseskan kegiatan ini; 11 narasumber, 9 guru SD, 2 guru TK/PAUD, sera peserta yaitu guru kelas 1 dari setiap sekolah di 4 Kecamatan,” ungkap Aurelius sambil menjelaskan kegiatan bermula di Kecamatan Wolojita tanggal 19 Oktober lalu, Kecamatan Ndori tanggal 22 Oktober, Kecamatan Lio Timur tanggal 25 Oktober dan Kecamatan Kelimutu tanggal 2 November 2024.
Aurelius mengatakan bahwa dalam konteks penerapan Kurikulum Merdeka di Kabupaten Ende, patut diberikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Ende melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Ende.
“Berkat komitmen, daya juang, kerja keras dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait, Ibu Kepala Dinas yang dijuluki ‘Kadis Penggerak’, telah memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Ende, terutama mampu mengubah wajah pendidikan di Kabupaten Ende untuk kembali menemukan roh kebanggaannya: Ende sebagai Kota Pelajar,” ungkap Kepala Sekolah SDK Wololele B itu.
Aurelius menyebut beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam upaya transformasi PAUD, termasuk penyediaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini berkualitas yang inklusif melalui perencanaan, pemantauan dan evaluasi yang tepat.
Selain itu, proses transisi PAUD ke Sekolah Dasar yang menyenangkan sebagai bagian penting dari program Merdeka Belajar juga menjadi hal vital dalam menentukan kesuksesan transformasi PAUD.
Fokus utama lainnya, yang menjadi perhatian khusus, lanjutnya, yakni memastikan adanya kolaborasi ekosistem PAUD, termasuk sekolah, pemerintah daerah, guru, orang tua dan masyarakat.
“Dengan demikian, peningkatan mutu pendidikan tidak hanya melibatkan aspek Kurikulum, tetapi juga menekankan pada peningkatan Sumber Daya; pendidik dan peserta didik,” ungkapnya.
“Dengan semangat kolaborasi menuju Transisi-Transformasi PAUD, mari kita bersama-sama menjadikan setiap lembaga pendidikan sebagai Rumah Kehidupan, mulai dari PAUD. Terima kasih atas segala bentuk kepercayaan dan dukungan,” pungkasnya.
Wujudkan Transformasi Pendidikan
Sementara itu, Kepala Dinas PK Ende, Mathildis Mensi Tiwe, mengatakan bahwa sejak pemerintah mendorong transformasi pendidikan melalui peluncuran Kurikulum Merdeka Belajar, sudah ada 27 episode yang dikeluarkan pemerintah.
Sepanjang episode tersebut, terang Kadis Mensi, episode ke-24 mengatur tentang Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, yang diluncurkan pada bulan Januari 2024 yang lalu.
“Episode ini wajib dijalankan oleh pemerintah kabupaten Ende, dalam hal ini Dinas P dan K Kabupaten Ende. Memang ini hal baru, karena Ende menjadi pilot project untuk NTT,” ungkap Kadis Mensi.
Kadis Mensi yang konsisten menjabarkan Kurikulum Merdeka di Kabupaten Ende ini menjelaskan, selama ini terjadi mis-konsepsi di kalangan masyarakat bahwa pada saat masuk jenjang SD, para siswa harus membaca, menulis, dan menghitung.
Menurutnya, sekolah tidak boleh mewajibkan anak untuk membaca, menulis, dan menghitung. Hal itu karena negara melihat hak anak untuk tidak ditekan dengan kemampuan tersebut.
“Jadi, pada saat transisi dari PAUD ke SD, ada masa pengenalan kurang lebih dua minggu agar anak ketika masuk kelas satu SD tidak boleh dalam keadaan stress. Ruang itu diberikan kepada anak-anak untuk mengenal lingkungan sekolahnya supaya mereka nyaman berada di sekolah tersebut,” ungkapnya.
Kadis Mensi menyebut, untuk melaksanakan pelatihan tersebut, maka pihak menggandeng SEAMEO CECCEP yang merupakan mitra Kemendikbud yang memiliki lisensi, khususnya di bidang PAUD dan parenting.
“Semua kita tentu mendambakan hidup baik. Namun dengan sekolah, hidup kita menjadi jauh lebih baik,” pungkasnya.