Pojok Statistik Kolaborasi BPS dan Perguruan Tinggi

Posted by : jurnalnt November 28, 2024 Tags : BPS NTT , Ekonomi , IPM

KUPANG,jurnalntt.com| Salah satu strategi BPS dalam upaya penyebarluasan ragam dan manfaat produk statistik yaitu dengan menciptakan Pojok Statistik yang merupakan layanan kolaborasi antara Badan Pusat Statistik dan Perguruan Tinggi. 

Melalui Pojok Statistik, diharapkan literasi dan pemanfaatan statistik di lingkungan Perguruan Tinggi meningkat.

Hal ini diutarakan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur Matamira B. Kale saat membuka kegiatan Edukasi Statistik dengan bertajuk “Literasi Indikator Ekonomi Statistik di Aula Kantor BPS NTT Kamis,28/11/2024.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Fariz Fathul Hakim Statistisi Ahli Madya BPS NTT, Diah Mekita Sari, S.Tr.,Chandra Rinaldy Mbura, S.Tr., dan dipandu oleh moderator Liguori Ledhey .

Matamira mengatakan pojok statistik bagian dari upaya mendekatkan layanan kepada masyarakat, khususnya civitas akademika. Program ini merupakan kolaborasi antara BPS dan universitas, bertujuan untuk mempermudah akses terhadap data statistik yang relevan bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti

“Program Pojok Statistik hadir di kampus-kampus untuk mendukung civitas akademika mengakses data yang dihasilkan BPS. Ini adalah bentuk kepedulian kami dalam menyebarluaskan produk-produk statistik,” ungkap Matamira B. Kale.

Saat ini, beberapa universitas di NTT telah memiliki Pojok Statistik, antara lain:Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, Universitas Katolik Widya Mandira (Unika), Kupang, bekerja sama dengan BPS Kabupaten Kupang, Institut Keguruan dan Teknologi di Flores Timur, bekerja sama dengan BPS Kabupaten Flores Timu dan Universitas Kristen Wira Wacana, Sumba Timur, bekerja sama dengan BPS Sumba Timur

Mira menyebut bahwa pengembangan Pojok Statistik di kampus lain akan disesuaikan dengan komitmen perguruan tinggi masing-masing.

“Edukasi Statistik dilakukan melalui berbagai metode, termasuk seminar. Ini membantu masyarakat memahami indikator statistik ekonomi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Mira

Dia juga menekankan bahwa data yang dikeluarkan oleh BPS bersifat terbuka dan dapat disebarluaskan untuk kepentingan masyarakat

Dengan berbagai inisiatif ini, BPS berharap dapat semakin dekat dengan masyarakat sekaligus meningkatkan pemahaman akan pentingnya data statistik bagi pembangunan Indonesia

“Pojok Statistik ini tidak hanya menjadi pusat data, tetapi juga tempat belajar untuk mengoperasionalkan data statistik sesuai dengan kondisi riil,” kata Matamira.

Ia berharap Pojok Statistik ini menjadi pusat informasi yang dapat membantu masyarakat memahami data statistik dengan lebih baik.

Ditambahkan Matamira,data statistik membantu keputusan atau kebijakan yang berbasis data.

“Statistik membantu dalam pengambilan keputusan yang berbasis data, bukan hanya mengandalkan intuisi atau asumsi. BPS menyediakan data statistik berkualitas demi mendukung kebijakan pembangunan yang adaptif terhadap perubahan,” tambah Matamira B. Kale.

Kesempatan yang sama para narasumber memaparkan beberapa hal dai antaranya Fariz Fathul Hakim membahas tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan lapangan usaha dalam ekonomi regional.

Fariz menjelaskan terkait pertumbuhan penduduk meningkatnya permintaan barang dan jasa, yang memerlukan produksi yang lebih besar. Fenomena tersebut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Diah Mekita Sari, S.Tr., Stat, membawakan materi tentang “Memaknai Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Mekita mengungkapkan pertumbuhan ekonomi seharusnya tidak dilihat sebagai tujuan akhir dari pembangunan.

Pembangunan harus dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi, maka tidak dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga masalah sosial seperti kemiskinan, ketidakmampuan untuk mengakses pendidikan, dan masalah kesehatan tetap ada.

Sementara Chandra Rinaldy Mbura, S.Tr., Stat, membawakan materi tentang potret ekonomi daerah dari sisi PDRB pengeluaran. Chandra mengatakan nilai tambah dalam proses produksi suatu wilayah mencerminkan keadaan ekonomi dari sisi produksi. Dari sisi pengeluaran, PDRB mengukur besarnya penggunaan akhir seluruh barang dan jasa yang tercipta dalam suatu wilayah selama periode tertentu. Konsumsi akhir menjadi kunci utama dalam pemahaman materi tersebut.

Struktur ekonomi NTT didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sementara dari sisi pengeluaran, ekonomi NTT didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga.

“BPS terus menjaga kualitas data statistik agar dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan, baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” pungkas Matamira.(Vir) 

RELATED POSTS
FOLLOW US