JAKARTA,jurnalntt.com| Pemerhati sosial, budaya dan politik, Dr. Ignas Iryanto, menyebut dua hal yang menarik perhatian dalam pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Senayan, Jakarta, pada 1 Oktober kemarin.
Pertama, tidak hadirnya Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka serta penerimaan atas kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang datar-datar saja, kontras dengan sambutan gegap gempita atas masuknya Presiden Terpilih, Prabowo Subianto.
Kedua, yang agak mengejutkan yakni dalam kursi pimpinan di Senayan, partai Gerindra menyalib partai Golkar yang adalah pemenang kedua pileg kemarin setelah PDI Perjuangan.
Ignas Iryanto yang juga sesepuh Paguyuban WUAMESU Ende dan salah satu tokoh Diaspora NTT di Jakarta, menyinggung ada hal lain yang mungkin luput dari pengamatan atau dianggap tidak penting oleh para jurnalis.
“Namun, bagi saya cukup menarik perhatian dan fenomenal karena merefleksikan sikap politik serta karakter personal dari politisi yang melakukannya,” kata Ignas dalam sebuah postingan, Senin (7/10/2024).
Ignas menyinggung, Putra Ende dan politisi nasional yang memenangkan kursi DPD RI untuk kedua kalinya, Angelius Wake Kako (AWK) hadir di Senayan Bersama 60 orang yang menjadi simpul relawan AWK dari seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sekaligus yang menghantar AWK kembali ke Senayan.
“Ini karakter politisi yang baik, yang tahu berterima kasih sekaligus tahu menjaga semangat tim. Banyak yang hadir dengan keluarganya saja, tetapi Angelo memilih hadir bersama teamnya,” ungkapnya.
Ignas mengingat, lima lahun lalu di periode pertama, Angelo hadir bersama orang tuanya yang didatangkan dari Ende ke Jakarta dan sempat viral karena orang tuanya hadir dengan pakaian sangat sederhana di Senayan; dengan busana khas Ende-Lio (ragi mite) dan sandal sederhana.
Konsolidasi untuk Kerja-kerja Pemberdayaan
Setelah mendapat info tentang hal ini, kata Ignas, dirinya berusaha mencari tahu pertimbangan Angelo sehingga melakukan hal tersebut.
“Ternyata mendatangkan simpul relawan tersebut bukan hanya membalas budi mereka, namun ini merupakan bagian dari konsolidasi tim yang sudah bersepakat untuk melanjutkan kerja-kerja pemberdayaan yang telah dirintis Angelo,” ujarnya.
Ignas mengaku terkejut, karena justru itu yang dalam beberapa kalidiskusi dengan teman-teman yang aktif di bidang pemberdayaan, muncul keluhan bahwa sangat sulit mendapatkan mitra apalagi relawan di daerah yang punya komitmen pada pemberdayaan yang dampaknya memang lama dan butuh kerja keras.
Menurutnya, jauh lebih mudah mendapatkan mitra atau relawan untuk kerja-kerja politik, seperti tim sukses pileg dan pilkada di daerah.
Ignas meyebut, dari 60 simpul relawan yang dihadirkan, ada sekitar 30% sudah bergabung dalam jaringan supply chain komoditi tertentu yang kini menjadi semacam core bisnis dengan impak pemberdayaan lokal bagi masyarakat maupun bagi para relawan.
Konon, produk akhirnya saat ini yakni kemiri dan arang kulit kemiri. Endproductnya akan dikembangkan ke arah produksi briket carbon aktif serta asap cair/deorub yang dapat dimanfaatkan di sektor pertanian maupun perikanan.
“Yang dilakukan oleh Senator dari NTT ini sangat kreatif dan inovatif, karena merupakan varian dan model baru dalam menggabungkan kerja politik dengan kerja pemberdayaan,” katanya mengapresiasi.
Menurut Ignas, model yang konvensional adalah Legislator menggunakan dana aspirasi memberikan bantuan ke konstituennya atau menyalurkan dana dari Kementerian yang jadi mitra komisinya atau Eksekutif menggunakan dana Pembangunan dan menggelontarkan proyek ekonomi ke wilayah konstituennya.
“Itu hal-hal yang biasa saja walaupun tidak semua melakukannya. Mereka hanya menyalurkan dana APBN ke konstituennya, tidak ada unsur inovasi di dalamnya, jika ingin jujur,” sentilnya.
“Namun merintis unit bisnis dan mengintegrasikan organ relawan politik ke dalam jaringan supply chain bisnis serta melakukan tahap-tahap pemberdayaan dari margin profit unit bisnis, merupakan langkah-langkah yang layak diapresiasi dan layak ditiru,” puji tokoh NTT Diasporas tersebut.
“Selamat kepada Angelo, politisi muda NTT. Semoga tetap konsisten melakukannya walau merupakan hal yang tidak mudah. Sebab, di dalamnya tersirat aspek edukasi dan penguatan semangat entrepreneurship yang merupakan titik lemah masyarakat NTT secara umum,” pungkasnya.(GM)