Prisma dan Pemprov NTT Gelar Lokakarya Berbagi Pembelajaran Sektor Babi, Ciptakan Sinergi Dukung Pemulihan Sektor Peternakan Babi di NTT 

Posted by : jurnalnt June 15, 2024 Tags : BABI , PEMPROV NTT , PETERNAKAN

KUPANG,jurnalntt.com| Lembaga Prisma kolaborasi, kementerian Bappenas, Pemerintah Provinsi NTT menggelar Lokakarya berbagi pembelajaran sektor Babi NTT yang berlangsung secara Luring dan daring pada Jumat (14/06/2024) di Aston hotel Kupang.

Lokakarya yang di hadiri oleh perwakilan dari Beberapa Provinsi di Indonesia dan OPD terkait serta NGO di NTT mengusung tema” Menumbuhkan pasar, mengakarkan pengetahuan” tentang Babi di NTT.

Pada kesempatan tersebut, Manager PRISMA Indonesia, Prajwal Shahi menyampaikan bahwa, kegiatan lokakarya berbagi pembelajaran sektor Babi NTT yang di gelar untuk menyatukan berbagai pemikiran dan usul dan juga saling berbagi pengelaman dari hasil-hasil yang telah dicapai.

“Pada lokakarya ini kami mengharapkan adanya sharing pengalaman tentang apa yang telah kami buat untuk meningkatkan populasi babi dan menjaga babi dari serangan virus ASF di NTT maupun di Indonesia,”jelas Prajwal Shahi.

Dijelaskan lebih lanjut, saat ini pihak PRISMA telah bekerja sama dengan Dinas Peternakan di Kabupaten/Kota di Indonesia serta pihak swasta Praktisi Peternakan.

“Tujuan dari lokakarya ini juga selain sharing pengalaman dan pendapat kita ingin melihat bagaimana penanganan dalam pemeliharaan babi sehingga terhindar dari virus ASF dan berbagai permasalahan-permasalahan lainnya agar kedepannya usaha ternak Babi menjadi lebih baik,” kata Prajwal Shahi.

Manager PRISMA Indonesia juga menambahkan, secara teknis pihaknya senantiasa membimbing Dinas terkait dan praktisi peternakan untuk menerapkan Inseminasi Buatan (IB) dalam meningkatkan populasi Babi.

“Dengan IB kita punya nilai tambahnya yaitu mengurangi penyebaran virus serta biayanya lebih murah berkisar dari 200 ribu sampai 500 ribu saja,” terangnya.

Manager Prisma berharap dari langkah-langkah dan praktik baik yang dilakukan bisa di sebarluaskan ke para peternak di seluruh Indonesia dan terkhusus di NTT sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan populasi ternak Babi dan juga mengetahui bagaimana mengatasi bahaya virus ASF .

“Saya sangat mengharapkan semua langkah-langkah dan praktik yang sudah kita lakukan ini bisa disebarluaskan ke peternak-peternak, sehingga kedepannya semakin meningkat lagi populasi ternak babi dan juga dapat mengatasi dan mencegah dari bahaya virus ASF,” pungkasnya.

Sementara itu Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian Setda NTT, Linus Lusi mengatakan, “Setiap orang dapat memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan pasar babi di NTT dengan mendorong penggunaan pakan ternak berkualitas, pengembangbiakan yang lebih baik, pencegahan penyakit ternak secara menyeluruh, dan memastikan ekosistem pasar yang mendukung pertumbuhan. Dikarenakan pemulihan sektor peternakan babi hanya dapat dilakukan melalui kerja sama dan keterlibatan penuh seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, pihak swasta,lembaga pendidikan, organisasi masyarakat seperti jaringan gereja, serta peternak itu sendiri”. Ujar Staff Ahli Gubernur Bidang Perekonomian Setda NTT, Linus Lusi.

Hadir pula secara online dalam lokakarya bertajuk “Berbagi Pembelajaran Sektor Babi di NTT” tersebut, Jarot Indarto, Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas. la berharap agar forum ini dapat menjadi ajang kolaboratif untuk merancang pengembangan sektor peternakan babi di NTT yang berkelanjutan secara konkret.

“Salah satu prioritas dalam transformasi sistem pangan di Indonesia adalah mendorong kemitraan bisnis inklusif melalui skema public-private partnership. Dengan demikian, kehadiran berbagai pemangku kepentingan hari ini sangat berarti untuk menciptakan sinergi yang diperlukan guna mendukung upaya pemulihan sektor peternakan babi”, tegas Jarot Indarto. ( CP).

RELATED POSTS
FOLLOW US