Seleksi TNI AD Dinilai Tak Transparan, Danrem Kupang Beri Penjelasan dan Klarifikasi

Posted by : jurnalnt June 29, 2025 Tags : DINAS P DAN K KOTA KUPANG , KLARIFIKASI , KOREM WIRASAKTI

KUPANG,jurnalntt.com. || Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, menegaskan bahwa proses rekrutmen prajurit TNI AD di NTT dilakukan secara terbuka, gratis, dan bebas dari pungutan liar. Semua tahapan seleksi dilakukan secara profesional dan transparan.

“Saya tegaskan bahwa proses rekrutmen ini dibuka secara umum dan 100 persen gratis untuk seluruh warga negara Indonesia, khususnya putra Nusa Tenggara Timur (NTT), tanpa ada pungutan biaya apa pun,”ungkap Joao.

Dalam video yang beredar di media sosial, para orangtua mengaku kecewa. Mereka menilai proses seleksi penerimaan Tamtama dan Bintara TNI AD di Makorem 161/Wira Sakti ini tidak transparan.

Sementara itu, menurut Joao, tidak ada yang ditutup-tutupi. Semua tahapan seleksi dilakukan secara profesional mulai dari administrasi, kesehatan, hingga tes jasmani.

Yang kami cari adalah calon prajurit sejati, yang siap lahir dan batin,” katanya.

Dia menyebutkan, proses seleksi telah berjalan transparan, obyektif, dan sesuai prosedur yang berlaku di lingkungan TNI AD.

“Semua peserta yang ikut seleksi memiliki kesempatan untuk lolos, asalkan mampu melalui tahapan dengan baik dan memenuhi seluruh kriteria. Kami ingin mencetak ksatria, bukan hanya sekadar memenuhi kuota. Yang lulus adalah mereka yang memang layak,” ucap Joao.

Dirinya mengatakan, semua calon peserta waktu itu disampaikan untuk membawa perlengkapan pribadi masing-masing ke Korem, dengan tujuan bagi calon yang terpilih untuk mengikuti seleksi di tingkat Subpanpus akan langsung naik kapal menuju Bali.

Pengumuman hasil seleksi, kata dia, dilakukan secara langsung dan tepat sebelum keberangkatan untuk menghindari penyimpangan.

“Kami umumkan hasil hanya di lapangan Makorem. Bagi calon yang lolos, akan langsung naik ke truk menuju ke Pelabuhan Tenau kemudian naik kapal menyesesuaikan dengan jadwal keberangkatan kapal, hal Ini juga agar tidak ada permainan atau ‘kongkalikong’ saat pengumuman,” ungkapnya.

Joao juga menegaskan bahwa pengumuman calon yang lolos hanya dilakukan satu kali, bukan dua kali, seperti informasi yang beredar di media sosial. Joao juga memaparkan mekanisme rekrutmen prajurit TNI AD. Pada saat seleksi akhir atau sidang parade, 1.233 orang yang telah melalui seleksi administrasi, kesehatan, jasmani dan tambahan untuk penelitian data personel.

Dari 1.233 orang, yang terpilih untuk mengikuti seleksi ke tingkat Subpanpus di Bali sejumlah 273 orang. Untuk calon tamtama, putra-putra Flobamorata yang terdaftar online sejumlah 10.707 orang, dan yang melaksanakan validasi 6.556 orang, setelah itu melaksanakan pemeriksaan administrasi dan kesehatan.

Jumlah yang selesai pemeriksaan administrasi dan kesehatan sejumlah 6.055 orang untuk diajukan ke Markas Besar TNI AD

Dari jumlah calon taruna tersebut yang terpilih untuk mengikuti seleksi di tingkat Subpanpus sebanyak 3.580 orang.

“Saya sampaikan bahwa calon Bintara yang terpilih 273 orang dan calon Tamtama 3.580 orang itu nanti akan di seleksi lagi bersama rekan-rekannya baik dari Bali maupun dari NTB,” tegasnya.

Keluhan masyarakat

Kepala Perwakilan Ombudsman Provinsi NTT Darius Beda Daton, menyampaikan beberapa keluhan masyarakat terkait proses seleksi penerimaan Calon Bintara dan Calon Tamtama yang dilaksanakan di Korem 161/Wira Sakti tahun 2025. Proses pendaftaran dan validasi bagi para calon yang berasal dari kabupaten berlangsung hingga tengah malam, bahkan hingga pagi hari sehingga sebagian calon harus menunggu di lokasi pendaftaran/validasi hingga pagi hari.

Diharapkan agar pendaftaran dan validas dilakukan pada jam-jam kantor,” kata Darius.

Boleh Ikut Seleksi TNI Kemudian, jadwal validasi calon siswa dari kabupaten yang seharusnya berlangsung hingga tanggal 16 Juni dimajukan satu minggu dari jadwal semula sehingga banyak calon dari kabupaten yang sudah berada di Kota Kupang tidak bisa melakukan validasi setelah mendaftar di masing-masing kabupaten.

Hal ini sangat merugikan para calon siswa dan orangtua. Para calon siswa mengaku pengumuman seleksi administrasi dan kesehatan dilakukan pada tanggal 19 Juni sore hari pukul 15.00 Wita setelah para calon siswa datang ke Korem 161 pada jam 05.00 Wita.

Yang dinyatakan lulus langsung diangkut kendaraan menuju Pelabuhan Tenau untuk ke Provinsi Bali mengikuti tahapan seleksi lanjutan.

“Akan tetapi saat sudah berada di Pelabuhan Tenau pada pukul 04.00 Wita para calon siswa mendapat informasi lanjutan bahwa dinyatakan tidak lulus dan pemberitahun tersebut disampaikan melalui WA file Pdf tanpa stempel panitia setelah para calon siswa pulang kembali ke rumah,” ujar Darius.

Menurutnya, para calon siswa dan orangtua menyampaikan kekecewaannya karena informasi tidak lulus disampaikan saat subuh, ketika para siswa sudah menyiapkan semua perlengkapan untuk berangkat ke Bali. Mereka juga menyampaikan kekecewaan karena pengumuman tidak lulus administrasi tidak dilakukan lebih awal sehingga para calon siswa masih bisa mengikuti seleksi kesehatan.

“Terhadap berbagai keluhan tersebut, kami menyampaikan beberapa masukan untuk perbaikan rekrutmen TNI AD pada masa yang akan datang,” ujar dia.

Ia meminta Pertama, agar proses perekrutan dilakukan dengan melibatkan pengawas internal, pengawas eksternal, LSM dan media massa untuk melakukan pengawasan pada semua tahapan seleksi. Seleksi di semua tahapan di awasi dengan berita acara yang di tandatangani bersama.

Kedua, agar seleksi tahap lanjut berupa tes akademik dan tes kesehatan akhir dilakukan di NTT dengan sistem CAT bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) atau universitas di NTT yang memiliki fasilitas CAT agar menghasilkan score penilaian yang obyektif dan bisa diakses semua peserta seleksi dan orang tua dari mana saja.

Ketiga, menyusun dan menetapkan standar pelayanan untuk semua tahapan seleksi.

Keempat, membuka kanal-kanal pengaduan selama proses seleksi untuk membuka akses pengaduan bagi seluruh peserta seleksi pada setiap tahap seleksi.

Pengaduan tersebut sangat diperlukan untuk perbaikan proses seleksi pada masa mendatang,” pungkas Darius.**

 

 

RELATED POSTS
FOLLOW US