Luncurkan Kebijakan “Jam Belajar Siswa dan Sabtu Pentas Seni Budaya”, Bupati Ende: Mari Budayakan Belajar dan Belajar Budaya

Posted by : jurnalnt May 18, 2025 Tags : BADAYA , BELAJAR , BUPATI ENDE

ENDE,jurnalntt.com| Pemerintah Daerah Kabupaten Ende menunjukkan komitmen serius terhadap aspek pendidikan.

Salah satu bentuk komitmen Pemda Ende di bawah kepemimpinan Bupati Yosef Benediktus Badeoda, S.H.,M.H dan Wakil Bupati Dr.drg. Dominikus Minggu Mere, M.Kes, yakni dengan memberlakukan kebijakan jam belajar siswa.

Kebijakan tersebut merupakan salah satu upaya mewujudkan program 100 Hari Kerja dalam bidang pendidikan yang resmi diluncurkan pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 bertempat di lapangan Pancasila, Ende, Jumat (2/5/2025).

Bupati Ende, Yosef Badeoda mengatakan bahwa Jam belajar siswa berlaku setiap hari sejak pukul 18.00 hingga 20.00 Wita, setelah waktu salat Magrib atau Doa Malaikat Tuhan (Angelus).

“Selama jam belajar berlangsung, masyarakat diimbau untuk menciptakan suasana yang kondusif, yakni dengan mengurangi kebisingan dan membatasi kegiatan yang berpotensi mengganggu konsentrasi belajar anak-anak,” kata Bupati.

Pemerintah daerah juga mengimbau agar para orang tua dan wali siswa, turut berperan aktif dalam mendampingi serta memastikan anak-anak memanfaatkan waktu tersebut untuk belajar atau mengerjakan tugas sekolah.

Bupati Badeoda menginstruksikan kepala setiap kepala satuan pendidikan di Kabupaten Ende agar mensosialisasikan dan memantau pelaksanaan kebijakan tersebut di lingkungan masing-masing.

“Kita sangat membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Karena itu, saya mengajak para camat, kepala desa, lurah, dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih baik,” ajak Bupati Badeoda.

Budaya Belajar dan Belajar Budaya

Masih dalam nuansa Hardiknas 2025, Bupati Ende kembali meluncurkan “Sabtu Pentas-Seni Budaya Lio, Ende, Nage” bertempat di pelataran Museum Tenun Ikat Ende, Sabtu (3/5/2025).

Kegiatan edukasi berbasis literasi budaya tersebut digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende dalam mendukung spirit ENDE BARU mewujudkan salah satu program 100 hari kerja yakni: “Pendidikan Bermutu untuk Semua; Menuju Kabupaten Ende yang Maju, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Berbasis Iman dan Budaya Ende-Lio-Nage Sare Pawe.”

Dalam sambutannya, Bupati Badeoda mengatakan bahwa kebudayaan bukanlah bagian pinggiran dari pembangunan, melainkan jantung dari jati diri sebagai masyarakat yang hidup dalam keberagaman adat, nilai dan sejarah.

“Budaya adalah fondasi yang mengikat kita dalam semangat persaudaraan, gotong royong, dan cinta tanah kelahiran,” kata Bupati.

Oleh karena itu, lanjut Bupati, melalui kegiatan Sabtu Pentas Seni Budaya itu, terkandung sebuah pesan penting yakni bahwa Kabupaten Ende membangun dirinya dengan menumbuhkan kekuatan lokal, menghidupkan kembali ekspresi budaya masyarakat Lio, Ende, dan Nage yang menjadi warisan turun-temurun para leluhur.

“Malam pentas seni-budaya yang akan dilaksanakan setiap sabtu malam ini merupakan salah satu dari program 100 hari kerja saya bersama wakil Bupati. Untuk itu, kami mengharapkan dukungan dari seluruh komponen masyarakat Kabupaten Ende,” kata Bupati.

Lebih lanjut, Bupati Badeoda mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya konkret Pemkab Ende dalam mewujudkan visi pembangunan daerah yakni “Terwujudnya Kabupaten Ende yang Maju, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan berbasiskan iman dan budaya Ende, Lio, Nage Sare Pawe.”

“Visi ini bukan sekadar slogan, tetapi arah gerak bersama, bahwa kemajuan yang kita cita-citakan tidak boleh lepas dari iman yang menjadi pegangan spiritual dan budaya sebagai akar pijakan sosial,” ujar Bupati.

Bupati Ende juga menyinggung bahwa kegiatan tersebut menjadi bagian dari strategi pemajuan ekonomi masyarakat dan pariwisata daerah.

“Kita ingin menjadikan budaya sebagai kekuatan ekonomi baru– dengan membuka ruang bagi para seniman, pelaku UMKM, komunitas kreatif, dan generasi muda untuk tampil, berkarya, dan mendapatkan manfaat ekonomis dari karya-karya mereka,” harap Bupati.

Selain itu, lanjut Bupati, kegiatan tersebut juga ingin menghidupkan Kota Ende pada malam hari; kota yang tidak tidur, kota yang hidup dengan suasana yang aman, ramah, dan penuh warna dengan aneka pertunjukan seni-budaya, termasuk pasar rakyat yang menciptakan ruang interaksi sosial yang sehat bagi masyarakat.

“Mari kita jadikan Sabtu Pentas Seni Budaya Lio-Ende-Nage sebagai agenda rutin dan identitas baru bagi Kota Ende: kota yang terang di malam hari, hidup oleh budaya dan selalu hangat dalam kebersamaan,” ajak Bupati Badeoda sambil meluncurkan kegiatan tersebut dengan resmi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Malthidis Mensi Tiwe, S.E.,M.Si.Akt, pad kesempatan itu menyampaikan terima kasih atas dukungan konkret Bupati dan Wakil Bupati yang hadir langsung bersama isteri, para pimpinan OPD, para pemerhati pendidikan serta semua pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi menyukseskan seluruh rangkaian perayaan Hardiknas 2025.

“Terima kasih untuk segala partisipasi dan dukungan. Inilah buah dari antusiasme dan kerinduan sekolah-sekolah dan anak-anak peserta didik,” ungkap Kadis Mensi yang mengaku sangat mendukung komitmen Bupati dan Wakil Bupati untuk menjadikan area Museum terus ramai.

“Dalam spirit kolaborasi dan sinergi, kami terus berkomitmen menjadikan pendidikan sebagai tonggak kemajuan dan perubahan menuju Ende Berbudaya, Ende Cemerlang dan Ende Unggul untuk Ende-Lio-Nage Sare Pawe,” simpul Kadis Mensi.

Disaksikan media ini, sebelum Launching Sabtu Pentas Budaya, acara diawali dengan Fashion Show busana daerah Lio, Ende, Nage yang ditampilkan oleh para peserta dari tingkat PAUD hingga Dewasa.

Pada akhir sesi Fashion Show, juga tampil Bupati Ende bersama Ibu, Wakil Bupati Ende bersama Ibu, Kapolres Ende bersama Ibu, Dandim 1602 Ende bersama Ibu serta perwakilan Kejari Ende.

Penampilan para pimpinan daerah tersebut mendapat sambutan hangat dari ratusan penonton dan para pemerhati pendidikan dengan sapaan penerimaan, pengalungan dan iringan tarian daerah.*

RELATED POSTS
FOLLOW US