
KUPANG,jurnalntt.com| – Produktivitas pertanian di NTT masih rendah dan kebutuhan dasar di Nusa Tenggara Timur ditopang dari luar seperti: Jatim,Jateng,Jakarta dan Sulawesi Selatan.
Hal ini disampaikan kepala perwakilan BI NTT, Agus Sistyo Widjajati dalam bincang- bincang sante dengan media yang berlangsung di Umare Coffi Kota Kupang Kamis,30/1/2025.
Menyikapi hal ini, Menurut Agus, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berkolaborasi agar sektor pertanian dan sektor Pariwisata dikelola dengan baik.
Investasi harus terus ditingkatkan sehingga pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 lebih baik lagi.
Pembangunan, Investasi, dan Hilirisasi Jadi Fokus Ekonomi NTT pada Tahun 2025.Bank Indonesia (BI) juga memberikan rekomendasi strategi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi NTT, di antaranya melalui penguatan produktivitas sektoral guna memenuhi permintaan domestik.
Selain itu, BI juga menekankan pentingnya peningkatan investasi di sektor pertanian serta menarik lebih banyak investasi dari pihak luar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam mendukung upaya tersebut, BI telah menjalankan tiga fungsi yakni kolaborasi dengan Media sebagai saluran komunikasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,Akselerasi investasi dan pertumbuhan ekonomi dengan mempercepat dan memperkuat daya saing sumber daya manusia (SDM).
Program Sosial Bank Indonesia juga mempertegas keberadaan dan keterlibatan Bank Indonesia di dalam mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, yang diwujudkan dalam pembangunan sumur bor dan sarana prasana air bersih di beberapa daerah .
“ Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Bank Indonesia sebagai bagian dari masyarakat, sumur bor diharapkan dapat digunakan yang diharapkan dapat meng-cover kebutuhan air bersih bagi warga masyarakat,” ucap Agus.
Lebih lanjut Agus menjelaskan Jika ada kelompok tani yang mengalami kesulitan air bisa disampaikan ke pihak BI jika memenuhi syarat bisa langsung diadakan sumur bor dan dibatasi sampai bulan Februari 2025.
Selain pengadaan sumur bor BI juga juga memberikan benih,bibit dan obat- obatan kepada para petani.
Dengan adanya program ini, diharapkan sektor pertanian di NTT semakin berkembang dan tidak lagi bergantung pada pasokan kebutuhan dasar dari luar daerah. Jika pembangunan, investasi, hilirisasi, dan pariwisata dapat dikelola dengan baik, maka pertumbuhan ekonomi NTT pada tahun 2025 berpotensi mencapai angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemerintah optimis bahwa sinergi antara sektor publik dan swasta, serta dukungan kebijakan yang tepat, dapat menjadikan NTT sebagai daerah yang lebih mandiri dan kompetitif dalam perekonomiannya.(Vir)
