Peringati HUT PGRI ke-79, Kadis Mensi Tiwe: Guru Adalah Pilar Penting Membangun Peradaban Bangsa

Posted by : jurnalnt November 27, 2024 Tags : HARI GURU , KADIS , KADIS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ENDE, jurnalntt.com| Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah memasuki usia 79 Tahun pada 25 November 2024, sejak resmi berdiri pada 25 November 1945 silam. 

Tak dapat dipungkiri, wadah PGRI menjadi salah satu tonggak penting sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

“PGRI adalah pilar penting dalam sejarah kemerdekaan bangsa. Guru merupakan elemen penting yang hingga saat ini terus berkontribusi dan berdedikasi membangun peradaban bangsa serta mencerdaskan anak bangsa,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Mathidis Mensi Tiwe, S.E., M.Si.Akt., saat dikonfirmasi media ini, Senin (25/11/2024).

Bertepatan dengan moment HUT PGRI ke-79 tahun 2024 yang mengusung Tema: “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, Kadis Mensi mengharapkan agar para guru melalui wadah PGRI, terus berkarya, berdedikasi dan bersinergi guna mendukung program-program pemerintah di bidang pendidikan dalam memajukan peradaban dan mencerdaskan anak bangsa.

Menyinggung Tema HUT PGRI, Kadis Mensi mengatakan bahwa hal itu merupakan spirit dasar yang mesti menjiwai setiap karya pengabdian dan dedikasi para guru, untuk terus menyalurkan dan menularkan energi positif di medan pengabdian (lembaga pendidikan); baik sebagai pribadi maupun organisasi.

Sebab menurutnya, energi dan spirit positif semakin mengalami degradasi di tengah upaya membangun nilai-nilai peradaban dan pendidikan karakter.

“Guru, tidak semata soal profesi, tetapi lebih kepada sebuah panggilan hidup untuk menjadi garda terdepan membangun peradaban bangsa dan mencerdaskan generasi bangsa. Saatnya kita mengabdi dengan Hati,” kata Kadis Mensi.

Jembatan Akselerasi dan Inovasi

Kadis Mensi tak lupa menyinggung soal pendidikan nilai dan pendidikan karakter bagi para Guru, meski di tengah tantangan digitalisasi dan tuntutan industri teknologi 4.0.

Menurutnya, saat ini negara telah memberikan ruang yang sangat besar dalam dunia pendidikan guna mendukung peningkatan kualitas, kompetensi dan daya saing.

“Tanggung jawab kita sekarang yakni bagaimana membuat kuantitas dan kualitas pendidikan menjadi seimbang. Artinya, setiap tenaga pendidikan harus memiliki tanggung jawab terhadap perannya, sehingga wadah PGRI ini sungguh menjadi jembatan akselerasi dan inovasi dalam mewujudkan kualitas pendidikan karakter dan nilai,” katanya.

Mengadopsi spirit Tokoh Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara, Kadis Mensi menegaskan bahwa Guru harus bertindak sebagai pemimpin yang memberi contoh dan teladan serta menjadi pemenang di tengah arus persaingan global dengan tuntutan teknologi dan informasi yang sedemikian canggih.

“Mau tidak mau, suka tidak suka, inilah tantangan nyata kita di tengah tuntutan industri teknologi di era 4.0, yang mendorong kita untuk bergerak dari pola konvensional ke metode online. Negara tentu menyediakan tools-tools untuk mendukung setiap metode pembelajaran, sehingga kita harus siap dan bisa memaknai tantangan ini sebagai peluang,” ajaknya.

Dalam konteks organisasi, kata dia, wadah PGRI dianalogikan sebagai anotomi tubuh; ada Kepala untuk berpikir, mengatur dan menggerakkan; ada hati untuk refleksi; dan ada kaki dan tangan untuk terus bergerak dan berkarya.

“Organisasi yang berpijak pada visi dan misi, perlu ditopang oleh spirit kepedulian, kepekaan dan ketaatan sebagai abdi negara yang digaji oleh rakyat. Maka, jadilah abdi-abdi negara yang berbakti untuk mendidik para pewaris negeri tercinta ini,” kata Kadis Mensi.

Literasi Sejarah dan Budaya

Kadis Mensi mengatakan bahwa terdapat satu hal penting yang tidak terpisah dari konteks membangun peradaban; yakni mengangkat kembali nilai-nilai sejarah yang membekas di Kota Ende sebagai kota pelajar, juga Rahim Pancasila.

“Kita akan mendorong modul pembelajaran yang mengangkat kembali nilai-nilai historis-kultural di Ende melalui wisata sejarah kebangsaan sebagai muatan lokal dan literasi sejarah bagi peserta didik,” komitnya.

Kadis Mensi menerangkan, modul pembelajaran tersebut mengarah pada kunjungan ke sejumlah tempat sejarah sebagai napak tilas mengenang Bung Karno di Ende; seperti wisata ke situs sejarah Bung Karno, Museum, gedung Immaculata, makam ibu Amsi, relief Ki Hadjar Dewantara dan pohon buku yang ada di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ende.

“Sasaran dari modul pembelajaran seperti ini yakni agar para peserta didik dapat berkreasi lewat tulisan, dari apa yang mereka lihat dan alami, pengenalan terhadap tokoh dan nilai sejarah sebagai inspirasi mereka membangun peradaban, juga pesan penting agar kita tidak boleh lupa sejarah. Mari berjuang bersama mewujudkan Ende Pintar, Ende Juara, Ende Berbudaya,” tutupnya.(GM)

RELATED POSTS
FOLLOW US